Kita akan dapati menasihati itu boleh jadi tuntutan nafsu. Dan nafsu itu pasti mengajak kepada kebinasaan jika tidak mengenalinya. Mengejar pahala juga boleh jadi nafsu. Mengejar syurga juga boleh jadi nafsu.
Kerana itulah sebenarnya tiada perbezaan antara orang yang 'baik' dan 'jahat'.
(I have context in this writing which I refuse to describe, because I feel asleep already. Don't expect the answer in two or three days. Maybe three or four years later. Question our self. Blog ini tidak menyediakan jawapan, hanya mencetuskan soalan untuk dicari jawapan)
BAHAGIAN SATU
Seorang penyair berkata:
“Apabila seorang pendosa itu tidak menasihati manusia, Maka siapakah yang akan menasihati orang-orang yang berdosa setelah Nabi Muhammad kita”.
Sa’id bin Jubair berkata :
“Apabila seseorang tidak memerintahkan kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari yang munkar, hingga ia menunggu dirinya bebas dari kesalahan, maka tidak akan ada seorangpun yang memerintahkan kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari yang munkar”.
Imam Malik setelah mendengar perkataan Sa’id bin Jubair berkata :
“Benar apa yang dikatakan Sa’id. Siapakah yang tidak memiliki sedikitpun dosa dalam dirinya?”.
Al Hasan berkata kepada Mutharrif bin ‘Abdillah :
“Berilah
nasihat kepada sahabat-sahabatmu”. Mutharrif menjawab : “Sesungguhnya
aku takut mengatakan apa yang tidak aku kerjakan”.
Al Hasan balik berkata :
“Semoga Allah merahmati dirimu. Tidak ada seorangpun diantara kita yang
melakukan semua yang diperintahkan Allah. Syaitan akan gembira apabila
kita berpikir seperti itu sehingga tidak ada seorangpun yang memerintah
kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari kemungkaran”.
Berkata Ibnu Hazm :
“Apabila
orang yang mencegah dari perbuatan keji mesti orang yang tidak memiliki
kesalahan, dan orang yang memerintah kepada kebaikan mesti orang yang
selalu mengerjakan kebajikan, maka tidak ada seorangpun yang mencegah
dari yang munkar dan tidak ada seorang pun yang mengajak kepada kebaikan
setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”Berkata Ibnu Hazm :
(Semua nukilan diatas dapat ditemukan dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an : 1/367, Al-Qurthubi).
Imam Nawawi berkata :
“Para
ulama menyatakan bahwa tidak disyaratkan pada orang yang memerintah
kepada kebaikan atau orang yang mencegah dari kemungkaran untuk mencapai
kesempurnaan dalam segala hal. Tapi, ia mesti tetap mengajak kepada
kebaikan walaupun ia memiliki kekurangan dalam hal yang ia ajak
kepadanya, dan ia tetap mencegah kemungkaran walau ia terkadang
mengerjakan apa yang ia cegah. Karena sesungguhnya wajib pada dirinya
dua perkara yaitu : mengajak dirinya sendiri ke arah kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran; dan mengajak orang lain ke arah kepada
kebaikan dan mencegah mereka dari yang mungkar. Tidak boleh ia
melalaikan salah satu dari dua perkara tersebut”.
(Syarah Shahih Muslim : 2/23, An-Nawawi)."Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung."(3:104)
*******
BAHAGIAN DUA
"Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak perbuat? Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang kalian tidak kerjakan." (QS Ash-Shaff [61]: 2-3 ).
"Mengapa kalian mengajak orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri (akan kewajiban)-mu sendiri, padahal kalian membaca Al kitab? Maka tidaklah kalian berfikir?" (Al-Baqarah [2]: 44).
61. AS-SAFF 2-3. "Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu MENGATAKAN sesuatu yang tidak kamu KERJAKAN? AMAT BESAR KEBENCIAN di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu KERJAKAN".
62. AL JUMU'AH 5. "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti KELDAI yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang MENDUSTAKAN ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi PETUNJUK kepada kaum yang ZALIM."
63. AL MUNAAFIQUUN 4. "Dan apabila kamu melihat mereka, TUBUH-tubuh mereka menjadikan kamu KAGUM. Dan jika mereka berkata kamu pasti mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan KAYU YANG TERSANDAR. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah MUSUH, maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan?"
****
Aku tidak mengatakan salah satu bahagian ini adalah salah malah kedua-duanya betul dan malah benar. Dan memahami kebenaran itu tidak boleh melalui pembacaan sahaja. Jangan ikut-ikutan semata. Jangan beriktikad kepada satu ayat atau hadis sahaja. Kembalilah kita menghidupkan institusi berguru dalam diri.
...at the end, I ask. Where am I actually. May God forgive us all.
(63:9)
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
(63:10)
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
(63:11)
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.
No comments:
Post a Comment