Wednesday, July 23, 2014
Tentang Kepimpinan
"Nasib sesuatu kaum, tidak akan berubah kalau tidak kaum itu sendiri merubahnya"
"Benar, tapi apakah Raden Patah, yang akan kita percayakan sebagai pimpinan, dan kesemuanya yang hadir di sini, setuju, akan merebut kekuasaan Majapahit. Menyerang. Memberontak.
Apakah kita orang muslim dilarang, beribadah di Majapahit ini?
Apakah kita dilarang mengembangkan agama Islam?
Kerna ada kebebasan beribadah, mengembangkan agama Islam, dan selama mereka tidak membawa kekufuran pada kita, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menyerang, menjatuhkan serta memberontak terhadap Majapahit."
"Ingat. Pemerintah itu umarok. Pimpinan, yang harus kita patuhi. Ikuti."
"Kalau pimpinan itu salah?"
"Sebagai muslim wajib kita mengingatkannya"
"Kalau pimpinan itu masih saja melakukan kesalahan terus. Atau tidak mahu diingatkan?"
"Berdoalah kita. Semoga pimpinan kita mendapatkan jalan yang lurus. Jalan yang dikehendaki. Diredhoi Allah."
"Kelihatannya, belum ada kesatuan, dan kebersamaan diantara kita. Ya, saya khawatir. Umur di tangan Allah. Tapi kalau saja, saya meninggal dunia lebih dahulu, rasanya akan ada perpecahan diantara kita."
"Insya Allah. Tidak akan pernah ada kanda Sunan Ampel."
"Apalah gunanya perpecahan. Kalau rakyat juga yang menjadi korban."
https://www.youtube.com/watch?v=8hmcGHBAFmY&list=PLF5BD7C85B1DC4884&index=3
minit 3:15 hingga 6:00
Berdoa bagi pemimpin-pemimpin Negara berarti membuat tanggung jawab bangsa, menjadi tanggung jawab umat Islam juga.
(Tuanku Imam Bonjol, 1772 – 1864)
No comments:
Post a Comment